DARIPARA PELAKU USAHA IKAN HIAS . DAN KAMI MENGULAS JAUH LEBIH LENGKAP DI E-BOOK ANALISA USAHA IKAN HIAS. Versi 6.2 ; (Update : Jan 2021) ; Format File PDF ; 126 Halaman. Terbaru & Lebih Lengkap Dibuat & didukung oleh tenaga-tenaga. Lulusan terbaik S1 Ekonomi dari Universitas Negeri ternama di Yogyakarta (Rp. 150.000,-) (Rp. 125.000,-)
IkanOscar: Pengertian, Habitat, Jenis, Tips Merawatnya. 3. Komposisi. Ikan koki termasuk ikan yang sensitif terhadap chlorine yang biasa dipakai sebagai disinfektan. Pastikan air yang digunakan bebas chlorine. Anda bisa mengendapkan air tersebut terlebih dahulu. Bisa juga dengan cara menambahkan anti-chlorine.
Dalambuku ini juga telah dijelaskan pemijahan 160 jenis ikan hias air tawar yang sudah berhasil dibudidayakan di Indonesia. 2. Ikan Molly. Jenis ikan hias paling cantik selanjutnya adalah ikan molly. Ikan ini merupakan spesies yang hanya bisa tumbuh sampai dengan 3 hingga 4 inci saja. Baca juga artikel terkait "Cara Merawat Ikan Hias
Secaragaris besar, CPIB atau Cara PembenihanIkan yang Baik merupakan standar sistem mutu perbenihan paling sederhana/dasar yang harus diterapkan oleh pembenih ikan dalam memproduksi benih ikan yang bermutu, dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan SNI atau persyaratan teknis lainnya, serta memperhatikankeamanan lingkungan (biosecurity), mampu telusur
1 Persiapan Wadah. Sebelum memijahkan atau mengawinkan ikan cupang, Anda perlu mempersiapkan wadah untuk ikan cupang tersebut memijah. Mempersiapkan wadah yang sesuai dengan keadaan di alamnya, akan membuat ikan cupang merasa lebih nyaman untuk melakukan pemijahan. Wadah yang dapat Anda siapkan adalah bak terpal dengan ukuran sekitar 1 m x 1 m
Vay Tiแปn Nhanh Chแป Cแบงn Cmnd. Maret 7, 2022 Budidaya Ikan Hias Proses Pembenihan Ikan Cupang Ikan Hias Bagaimana langkah-langkah, teknik dan cara budidaya yang benar? Menurut Efendi 2004, kegiatan pembenihan meliputi persiapan sarana dan prasarana, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva dan benih. Berikut ini penjelasannya secara langkap. 1 Persiapan sarana dan prasarana media pemijahan indukan Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah siapkan media pemeliharaan. Media pemeliharaan yang biasa digunakan dalam pemijahan ikan cupang adalah baskom bak plastik, akuarium, bahkan botol bekas. Media yang biasa digunakan untuk pemijhan ikan cupang adalah akuarium. Akuarium yang digunakan diisi dengan air yang sudah diendapkan minimal 2 hari degan ketinggian sekitar 8-12cm. Kemudian akuarium diisi dengan tanaman air seperti eceng gondok, daun ketapang, atau tanaman lainnya. Fungsi pemberian tanaman air yaitu untuk menampung busa yg dikeluarkan pejantan agar tidak mudah hancur. Baca Juga Cara Pemijahan Induk Ikan Cupang 2 Pemeliharaan induk Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad sel telur dan sperma. Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan, pakan serta hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Syarat induk cupang untuk budidaya diantaranya Ukuran badan Betina tidak boleh lebih besar dari tidak boleh lebih galak daripada dan betina harus daun ketapang atau cairan penyembuh luka karena setelah proses perkembangbiakan terjadi badan dari betina banyak yang rontok akibat perkelahian dengan jantan sebelum dibuahi. Ciri-ciri ikan cupang jantan dan betina yang siap dilakukan pemijahan diantaranya Ikan Jantan 1. Memiliki umur minimal 5 bulan. 2. Mengumpulkan busa busa yang cukup banyak bukan merupakan syarat mutlak, terkadang ada yg tidak mengeluarkan busa sama sekali, tapi ketika disatukan dengan Betina baru mengeluarkan busa. 3. Badan harus lebih besar dan harus lebih galak daripada betina. Ikan Betina 1. Perut Betina Buncit Bukan karena sesudah makan. 2. Ada seperti telur berwarna putih yang mau keluar dari saluran pembuangannnya. 3. Dan tentu sudah memasuki umur yang pas untuk proses perkembangbiakan minimal 5 bulan Baca Juga Proses Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva Benih Ikan Cupang
- Seseorang pasti memiliki hobi yang berbeda-beda. Seperti halnya yang suka memelihara ikan hias. Tujuannya tak lain tentu sebagai penghilang stres dari rutinitas harian. Hanya saja, memelihara ikan hias tidak bisa asal-asalan. Harus ada hubungan yang baik antara manusia dengan ikan hias itu seharusnya adalah hubungan simbiosis mutualisme. Tentu agar ikan hias sehat dan indah dipandang, maka pemilik juga harus telaten dalam melakukan perawatan. Tapi, bagaimana cara merawat ikan hias? Dosen Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya Sekolah Vokasi IPB University, Dr. Wiyoto memberikan beberapa tips. Baca juga Guru Besar IPB Temukan Vaksin Ikan untuk Budidaya Akuakultur "Perawatan ikan hias dilakukan mulai dari wadah yang digunakan, proses aklimatisasi, hingga pengamatan kesehatan ikan," ujarnya seperti dikutip dari laman IPB University, Senin 11/1/2021. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar ikan hias yang dipelihara tetap sehat dan lincah sehingga tetap terlihat cantik. Berikut ini 7 tips merawat ikan hias 1. Pastikan keadaan akuarium Hal pertama dalam memulai merawat ikan hias adalah memastikan keadaan akuarium. Pada penggunaan pertama akuarium dibersihkan didisinfeksi menggunakan klorin kemudian dibilas dengan air bersih dan dikeringkan. Sedangkan untuk akuarium yang sudah ditempati ikan Dapat dibersihkan setiap satu minggu sekali dengan menggosok bagian dinding dan dasarnya menggunakan spon halus. 2. Proses aklimatisasi Tahap selanjutnya adalah proses aklimatisasi, yakni kegiatan adaptasi ikan terhadap lingkungan baru. Ikan yang baru didatangkan dari tempat lain sebaiknya diaklimatisasi terlebih dahulu kurang lebih 30 menit dengan cara meletakkan kantong plastik yang berisi ikan ke dalam akuarium yang telah disiapkan."Setelah didiamkan selama 30 menit, selanjutnya kantong plastik dibuka dan air dalam akuarium dimasukkan secara perlahan ke dalam kantong plastik, setelah itu baru ikan dapat ditebar ke dalam akuarium," terang Dr. Wiyoto. 3. Memastikan kualitas air Di awal pemeliharaan, air sebaiknya diendapkan selama tiga hari berturut-turut sebelum dimasukkan ke dalam akuarium. Pada pemakaian selanjutnya air cukup diendapkan dan diaerasi selama satu hari. Kualitas air juga dijaga dengan melakukan penyifonan setiap hari dan mengganti air akuarium sebanyak 30 hingga 50 persen setiap minggunya. 4. Peralatan pendukung perawatan Sedangkan alat pendukung perawatan ikan hias diantaranya adalah aerator batu aerasi filter aerator Seluruh alat sebaiknya diperiksa dan dibersihkan secara rutin setiap dua minggu sekali agar air akuarium tetap bersih dan jernih. Batu aerasi dapat dibersihkan dengan cara disikat dan dijemur. Sedangkan filter dibersihkan sesuai kebutuhan, misalnya filter dengan mess size kecil harus lebih sering diperiksa dan dibersihkan. "Setiap akuarium sebaiknya memiliki peralatan tersendiri. Penggunaan peralatan seperti seser dan selang sifon secara bersamaan akan berisiko terjadinya transmisi penyakit dari satu wadah ke wadah lainnya," jelasnya. 5. Standar perawatan Tak hanya itu saja, setiap jenis ikan memiliki standar perawatan tersendiri seperti kebutuhan tingkat keasaman pH oksigen terlarut suhu jenis makanan dapat berbeda antara satu jenis ikan dengan ikan yang lainnya Untuk jenis ikan yang memerlukan oksigen yang cukup maka perlu dipastikan bahwa aerator yang digunakan sudah sesuai. Demikian juga untuk ikan dengan kebutuhan suhu tertentu, maka dapat menggunakan heater. 6. Pakan disesuaikan Kemudian untuk pakan sebaiknya disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara. Hindari pemberian pakan yang berlebihan. Hal itu dapat menyebabkan air cepat kotor dan berdampak pada penurunan kualitas air. Baca juga Akademisi Unair Nutrisi pada Ikan Berpotensi Cegah Infeksi Virus 7. Pengamatan rutin kondisi ikan Lakukan pengamatan kondisi ikan secara rutin. Kondisi kesehatan ikan dapat diprediksi dari segi visual. Misalnya penurunan nafsu makan ikan dapat menjadi salah satu tanda ikan dalam kondisi sakit. Ikan yang tampak sakit dapat diambil dan dipisahkan ke dalam akuarium yang berbeda untuk selanjutnya dilakukan pengobatan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Fasko Dehotman BANDUNG - Keindahan biota laut yang beranekaragam membuat pandangan mata menjadi segar dibuatnya. Terlebih lagi biota laut dan air tawar seperti ikan hias. Aneka ikan hias ini seolah memberikan pesona yang menawan bagi siapapun yang melihatnya. Ikan hias memang memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga membuat manusia akhirnya menjadikan hewan air ini bagian dari dekorasi untuk mempercantik rumah. Kehadiran ikan hias di dalam rumah rupanya memberikan berbagai manfaat bagi manusia. Wow! Resmi Lepas Masa Lajang, Mantan Kekasih Ruben Onsu Pakai Gaun Pengantin Bertabur 6000 Kristal via tribunjabar— Tribun Jabar tribunjabar August 14, 2017 Ikan hias yang ada di dalam akuarium turut memberikan nuansa damai, rileks, dan menyenangkan. Aktivitas manusia yang begitu padat, bahkan seringkali dilanda stres akibat terpaan berbagai macam urusan. Hal tersebut dapat terurai dengan melihat gerak-gerik ikan di dalam akuarium atau kolam. Supervisor Gampang Ingat Aquarium, Dodi Radian menuturkan, banyak orang yang tertarik untuk memelihara ikan hias, karena keindahannya. Namun agak malas karena seringkali ikan hias yang dipelihara dalam akuarium mudah mati. "Ikan hias di dalam akuarium atau kolam tidak akan mati tanpa sebab, bisa jadi ada kesalahan dalam cara pemeliharaannya," ujar Dodi kepada Jumat 11/8/2017. Untuk mengetahui cara memelihara ikan hias yang baik dan benar, berikut ini penjelasan Dodi, tentang cara memelihara ikan hias yang telah dihimpun 1. Pilihlah ukuran akuarium atau kolam sesuai ukuran ikan Penting sekali untuk menyesuaikan ukuran tubuh ikan hias yang akan dipelihara dengan tempat hidupnya nanti. Tempat hidup ikan seperti akuarium, kolam tanah, bak semen, kolam terpal, dan bak fiber glass yang tidak bocor. Dengan berbagai jenis ukuran dapat dijadikan tempat hidup ikan hias. Hal penting yang perlu diperhatikan dari ekosistem buatan ikan hias ini adalah harus berfungsi dengan baik dan benar dalam menampung air. Serta, bukan berasal dari bahan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan hias. 2. Ketahuilah jenis-jenis ikan hias yang akan dipelihara Sangat penting untuk mengetahui jenis ikan hias yang akan dipelihara. Karena ikan hias yang agresif, tidak boleh dimasukan dalam kolam yang sama dengan jenis ikan yang tidak agresif maupun yang agresif. Jika digabungkan, akan ada penyerangan terhadap ikan yang digabung tersebut. Ciri-ciri makhluk hidup seperti ikan hias ini harus dipantau dan diamati dengan benar, agar tidak salah dalam pemeliharaannya. Ciri-ciri ekosistem air tawar sebaiknya disesuaikan dengan akuarium yang akan digunakan. 3. Pisahkan ikan yang tidak sehat dari akuarium Setiap makhluk hidup memang akan melakukan hemeostasis dalam ekosistem untuk mempertahankan hidup. Namun, keadaan ikan yang tidak sehat karena jamur, cacing, maupun penyakit lainnya. Harus segera dipisahkan dari akuarium agar tidak menular kepada ikan lainnya. Jangan pernah mencampur ikan yang ukurannya besar dengan ikan yang berukuran kecil. 4. Aturlah arus air dalam akuarium atau kolam Beberapa jenis ikan hias harus memiliki arus air yang sesuai dengan habitat aslinya. Agar sistem pernapasan dan sistem peredaran darah pada ikan, dapat berjalan baik dan ikan tetap bertahan hidup. Mulai dari penggunaan filter air yang dapat menyembur dan mengalir. Pada bagian depan semburan, harus menggunakan batu atau harus karang pembatas. Ello Dipenjara Gara-gara Narkoba, Sang Kekasih Ikrarkan Janji Setia via tribunjabar— Tribun Jabar tribunjabar August 14, 2017 5. Gunakanlah air bersih Cara hewan dapat beradaptasi dengan likungannya dapat dilakukan saat lingkungan tersebut berkualitas baik. Air merupakan komponen utama yang menjadi sarana kehidupan bagi ikan hias. Kualitas air yang bersih sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan hias. Jika keadaan kolam sudah keruh dan kotor, maka harus segera diganti dengan air yang baru. Pergantian air dalam akuarium dilakukan sekali dalam seminggu. 6. Berilah makanan dengan teratur Ikan adalah bagian dari sistem rantai makanan yang ada. Makanan untuk ikan, harus diberikan secara teratur dangan komposisi tidak terlalu banyak. Hal Ini dilakukan agar akuarium tidak mudah kotor karena sisa makanan. Jumlah makanan yang diberikan haruslah sesuai dengan jumlah ikan yang ada. Memilih ikan hias untuk dijadikan hewan peliharaan boleh saja. Namun harus tetap diimbangi dengan pelestarian ekosistem dari ikan-ikan hias tersebut. Ikan hias adalah bagian dari keseimbangan ekosistem. Menjaga habitat asli ikan hias adalah bagian dari upaya menjaga keseimbangan lingkungan hewan air ini. Sebenarnya, pelestarian ekosistem laut dan darat adalah tugas bersama sebagai salah satu cara menjaga keseimbangan ekosistem.
Salah satu ikan hias yang masih menarik karena memiliki nilai estetika yang cukup tinggi yaitu ikan koi Cyprinus carpio. Koi merupakan komoditas budidaya yang banyak diminati terutama oleh para hobiis. Tingkat kelangsungan hidup larva yang tinggi merupakan indikator proses budidaya berjalan dengan baik. Kinerja produksi budidaya ikan koi dinyatakan dalam jumlah ekor serta pemenuhan kriteria kebaikan koi, yang meliputi segi warna, pola corak pattern dan sebagainya. Dewasa ini terdapat ratusan bahkan lebih jenis ikan hias dari berbagai negara. Indonesia merupakan negara yang beruntung karena sebagian besar ikan hias yang ada merupakan ikan tropis sehingga di Indonesia terdapat banyak jenis ikan hias yang dapat dibudidayakan. Indonesia merupakan negara tropis yang sangat cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias air tawar dan iklimnya memungkinkan ikan hias tersebut dapat bereproduksi sepanjang tahun. Sumber daya alam di Indonesia dapat dikatakan sangat mendukung dalam budidaya ikan hias. Lahan di Indonesia masih luas didukung sumber air yang melimpah dan sudah maraknya produksi pakan alami membuat bisnis ikan hias semakin berkembang. Salah satu ikan hias yang menarik karena memiliki nilai estetika yang cukup tinggi yaitu ikan koi Cyprinus carpio. Ikan ini berasal dari Jepang yang didatangkan ke Indonesia pada tahun 1962, ketika pangeran Akito dan putri Michiko berkunjung ke Indonesia. Di Jepang, koi disebut dengan Nishigoi. Ikan koi juga memiliki berbagai macam pola warna dan bentuk tubuh yang indah sehingga menjadikannya ikan hias yang menarik para pecinta ikan hias baik dalam dan luar negeri. Pada awalnya ikan koi hanya memiliki warna tunggal yaitu hitam karasugoi dan sumigoi, merah benigoi, higoi, akagoi, putih shiromuji, keemasan kingoi, dan putih keperakan gingoi dan disilangkan sehingga menghasilkan dua warna, tiga warna, lima warna dan multi warna. Seiring dengan perkembangan teknik budidaya, koi yang pada awalnya hanya memiliki satu warna saja saling disilangkan sehingga menghasilkan ikan koi yang memiliki dua warna, tiga warna, bahkan lima warna. Ikan ini dapat dipelihara hampir di semua tempat, gerak gerik ikan ini tampak simpatik, bahkan ada anggapan ikan koi dapat membawa keuntungan bagi pemiliknya. Perkembangan ikan koi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik. Masyarakat Indonesia umumnya menyukai ikan koi karena pola warna yang terbentuk pada ikan koi dan ikan ini dipercaya dapat membawa hoki pada pemiliknya. Pada skala besar dapat dijadikan sumber penghasilan keluarga dan pada skala kecil untuk menyalurkan hobi. Ikan koi yang berkualitas dapat dibentuk dari induk yang berkualitas baik, benih unggul dan juga dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan dan pakan. Metode Budidaya Pembenihan Ikan Koi Cyprinus carpio Pemeliharaan IndukPemeliharaan induk dilakukan bertujuan untuk melakukan seleksi dan untuk mematangkan gonad agar ikan siap untuk dipijahkan dan diharapkan menghasilkan keturunan yang diinginkan. Induk dipelihara secara terpisah antara jantan dan betina untuk menghindari pemijahan massal. Induk yang dipelihara adalah induk yang sudah matang gonad. Persiapan wadah budidaya untuk kolam induk adalah dengan terlebih dahulu menyikat dinding kolam, hal ini dilakukan untuk menghilangkan lumut yang biasanya menempel pada dinding kolam. Selanjutnya kolam dikeringkan selama 1-3 hari untuk memutus daur hidup patogen. Setelah kering, kolam diisi air dengan ketinggian 1 m. Sebagai pencegahan jamur pada air, kolam juga diberi methylene blue. Kolam pemeliharaan induk adalah kolam yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan calon induk hingga matang gonad dan siap untuk memijah. Kolam induk harus terdapat dua buah yaitu untuk induk jantan dan induk betina. Kolam induk jantan dan betina dipisahkan agar ikan-ikan tersebut tidak memijah secara massal yang dapat merugikan karena ikan koi memiliki kecenderungan memakan telur yang dihasilkan setelah pemijahan terjadi. Pemberian PakanPemberian pakan kepada induk ditekankan kepada pakan yang mampu meningkatkan warna dan mempercepat pertumbuhan, dapat menangkal bibit penyakit, pematangan gonad serta membantu pembentukan tubuh. Jenis pakan buatan yang diberikan berupa pelet. Ukuran pelet adalah mini pelet 2 mm. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari sebanyak 3% dari bobot ikan per hari. Pakan tambahan merupakan pakan yang dihasilkan di luar tempat hidup ikan termasuk pakan alami yang diambil dari luar media hidup ikan. Pakan tambahan yang digunakan adalah jagung yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi terutama karbohidrat dan mempercepat kematangan gonad. Pengelolaan Kualitas AirPengelolaan kualitas air merupakan faktor yang sangat penting. Dengan mengetahui kondisi parameter air yang ada, maka dapat ditentukan perlakuan apa yang diperlukan agar kualitas air dalam keadaan optimal bagi ikan yang dibudidayakan. Baik buruknya kualitas air sangat menentukan hasil yang akan dicapai. Oleh karena itu kualitas air sebaiknya selalu diamati setiap hari. Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas air selain DO adalah tetra test. Prinsip penggunaan tetra testadalah dengan cara mencelupkan kertas uji kedalam air yang diinginkan lalu mencocokan perubahan warnanya pada tabel parameter yang adapada kemasan alat tersebut. Pengelolaan kualitas air juga dilakukan dengan cara melakukan pergantian air setiap 8 hari sekali. Kisaran suhu ideal bagi kehidupan ikan koi adalah 15-25oC dan derajat keasaman pH 6,5-8,5. Pengendalian Hama Penyakit Patogen yang menimbulkan penyakit merupakan kendala yang sering kali harus dihadapi. Biasanya gejala penyakit muncul seiring dengan buruknya kualitas air kolam. Untuk menangani masalah ini, tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dengan menambahkan methylene blue kedalam air untuk meminimalisasi pertumbuhan patogen dan membuat air tetap mengalir agar terjadi pergantian air. Penyakit yang umum ditemukan adalah cacing jangkar dan pada saat waktu mendekati hari-hari terakhir ditemukan gejala white spot pada koi. Jika penyakit sudah menyebar maka tindakan pengobatan yang dilakukan adalah menambahkan formalin sebanyak 30 ppm lalu disebar ke area kolam secara merata. Untuk hama cacing jangkar penanganan yang dilakukan adalah mengangkat ikan yang terkena cacingtersebut kedalam bak karantina lalu cacing tersebut dicabut dari tubuh ikan secara hati-hati menggunakan tangan atau pinset tanpa melukai atau menggores tubuh ikan. Pencegahan hama penyakit dilakukan dengan menambahkan sejenis pestisida fastacdan bassa pada air pemeliharaan dengan dosis tiga tutup sekitar 10 ml 10 ppm. Seperti biasa, obat dilarutkan terlebih dahulu dengan air dan disebar di kolam yang dimaksud. Seleksi IndukInduk yang sudah diseleksi baik jenis dan warnanya yang berkualitas baik dari segi pola dan ketajaman warnanya, morfologi tubuh yang tidak cacat, pertumbuhan tubuh yang cepat dan kesehatannya yang prima dipindahkan dari kolam pendederan ke kolam induk. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pemijahan massal. Waktu yang dibutuhkan untuk pemeliharaan induk hingga matang gonad memerlukan waktu sekitar satu bulan. Selama waktu pemeliharaan tersebut induk diberi pakan berupa pelet dan pakan tambahan berupa jagung dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore sebanyak 3 % bobot tubuh ikan. Pada waktu pemeliharaan induk harus diperhatikan kualitas air dengan cara melakukan penggantian air 8 hari sekali melalui saluran outlet. Pergantian air dilakukan sekitar 60 % dari volume total. Syarat utama induk koi yang bagus antara lain induk sudah matang gonad induk jantan menghasilkan sperma dan induk betina menghasilkan telur dan matang tubuh maksudnya secara fisik sudah siap untuk menjadi induk-induk yang produktif, fisik harus prima lengkap dan tidak cacat, gerakannya masih anggun dan seimbang, serta tidak lemah. Kematangan kelamin pada induk koi betina dapat diketahui dengan rabaan dan pengelihatan, antara lain; perut mengembang ke arah lubang alat kelamin urogenital, perut lunak atau lembek bila diraba. Induk jantan yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri bentuk kelamin yang lebih ramping, urogenital yang meruncing dan menonjol keluar serta bila perutnya diurut perlahan ke arah urogenital akan keluar cairan putih susu. Induk yang akan dipijahkan adalah ikan yang berumur 1 - tahun dengan berat 1000-1500 gram dengan panjang berkisar antara 34-40 cm. Sampling kematangan gonad dilakukan saat pagi atau sore hari agar ikan yang di sampling tidak mengalami stres. Ikan yang telah diseleksi dari kolam pembesaran lalu ditaruh di kolam induk. Setelah dipijahkan, ikan koi bisa dipijahkan kembali kira-kira 1-3 bulan berikutnya. Setelah dipilih dan dipisahkan dari kolam pembesaran, induk-induk yang terpilih akan segera dipijahkan. Induk yang dipijahkan bergantung pada jenis apa koi yang akan dihasilkan. Setelah ditentukan induk yang akan dipijahkan selanjutnya dilakukan persiapan wadah. Sebelum dilaksanakan kegiatan pemijahan perlu adanya persiapan wadah pemijahan. Persiapan Wadah Pemijahan Persiapan kolam dilakukan dengan menyikat dinding dan dasar kolam. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan lumut yang biasanya melekat pada dinding dan dasar kolam. Setelah bersih, kolam dikeringkan dengan cara dijemur selama 1-3 hari, untuk membunuh bibit hama dan penyakit yang terdapat pada kolam. Setelah kering, kolam diisi air setinggi 50-80 cm. Persiapan kolam ini dilakukan pada pagi hari, sedangkan pemasukan air dilakukan keesokan harinya. Ikan koi merupakan ikan yang membutuhkan substrat untuk menempelkan telurnya. Substrat yang digunakan adalah tanaman eceng gondok yang berfungsi menyerupai kakaban sebagaitempat telur menempel. Sebelum masuk kolam, eceng gondok dicuci bersih terlebih dahulu untuk meminimalisasi organisme asing yang masuk ke kolam pemijahan. Proses PemijahanPemijahan ikan koi dilakukan secara alami dan tidak memakai rangsangan bahan kimia. Jika induk-induk koi yang sudah ditebar pada kolam tidak memijah dalam waktu yang lama, maka dilakukan perangsangan dengan cara membuka saluran air yang mengalir ke kolam pemijahan tersebut dengan membuat lubang kecil-kecil sehingga menyerupai cipratan air hujan. Namun hal inijarang sekali terjadi. Induk yang sudah disiapkan dimasukkan ke kolam pemijahan pada sore harisekitar pukul dan biasanya ikan akan memijah pada tengah malamnya. Rasio induk jantan dan betina adalah 2 1. Dengan perbandingan ini diharapkan setiap telur dari induk betina dapat terbuahi oleh sperma jantan. Aktivitas matting mulai terlihat setelah ikan dimasukkan ke kolam pemijahan. Hal tersebut berlangsung terus-menerus sampai terjadi pemijahan pada tengah malam. Pemijahan ditandai dengan adanya suara cipratan air yang berasal dari ikan jantan yang terus menerus menabrakan tubuhnya ke ikan betina. Selain itu terlihatnya butir-butir telur yang menempel di eceng gondok juga menjadi ciri aktivitas pemijahan telah terjadi. Setelah aktivitas pemijahan berakhir, pada pagi hari induk koi diangkat dan dipindahkan ke kolam induk kembali. Hal ini dimaksudkan agar induk koi tidak memakan telur-telurnya. Penetasan telur tidak menggunakan wadah khusus sehingga tidak dilakukan persiapan wadah. Ikan yang telah memijah dan mengeluarkan telur diangkat dan telurnya dibiarkan menempel pada eceng gondok di kolam pemijahan tersebut. Proses Penetasan Telur dan Perawatan larvaTelur yang dihasilkan oleh induk koi berwarna kuning jernih apabila kondisinya dalam keadaan baik terbuahi dan tidak berjamur. Sebaliknya, telur yang berwarna agak keruh menandakan telur dalam keadaan jelek atau tidak terbuahi. Jumlah telur yang dihasilkan pada satu kali pemijahan berkisar antara butir. Telur yang terbuahi akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Untuk dapat menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dalam air. Jika dinilai perlu, dapat ditambahkan anti jamur. Kolam juga ditambahkan probiotik sebanyak 800 ppm atau sekitar 2,5 literper kolam. Kolam berisi telur harus dijaga dari serangan hama, misalnya kodok dan ucrit. Setelah 2 minggu pemeliharaan, larva ikan koi siap untuk dipindahkan ke kolam pendederan. Pemanenen dilakukan dengan cara mengurangi air sedikit demi sedikit sambil mengambil ikan menggunakan serok dengan mesh size 0,5 mikron secara hati-hati. Jika semua larva sudah dipanen lalu disiapkan plastik sesuai dengan kebutuhan jumlah larva. Jumlah larva sekitar ekor bisa dibagi kedalam 2 kantong ukuran 1,5 meter. Larva dimasukkan kedalam plastik dengan perbandingan air 40% dan oksigen 60%. Oksigen yang digunakan berasal dari oksigen murni yang terdapat pada tabung oksigen 50 kg. Setelah siap dan diikat dengan kencang maka larva siap diangkut ke kolam yang telah menetas dipelihara kira-kira 2 minggu di kolam tempat menetasnya telur. Jika kuning telur pada tubuh larva telah habis maka diberikan pakan 2 butir kuning telur rebus yang dihancurkan dan dicampur dengan air lalu disebarkan ke seluruh kolam larva. Pemberian kuning telur dilakukan pagi dan sore hari. Pakan selanjutnya yang diberikan ialah cacing sutra. Pemberian pakan dilakukan dengan menyebarkan cacing ke seluruh kolam larva. Pada kolam larva seringkali ditemukan organisme asing seperti kodok dan telurnya serta telur keong yang bisa membunuh larva koi yang sedang berkembang. Cara penanggulangannya adalah dengan melakukan pengontrolan secara berkala setiap hari untuk memastikan bahwa kolam pemeliharaan larva bebas dari organisme asing yang dapat menghambat proses budidaya ikan koi. Setelah larva berumur 2 minggu maka larva siap dipindahkan ke kolam yang lebih besar. Kolam yang digunakan berukuran 20 x 60 m2. Kolam tersebut merupakan kolam dengan pinggiran beton dan dasar tanah. Persiapan wadah dilakukan dengan cara membersihkan semua lumut dan teratai serta sampah yang ada pada kolam. Kolam yang telah bersih kemudian dikeringkan selama 1 minggu. Perlakuan ini dilakukan untuk memutus daur hidup patogen. Kolam yang telah kering kemudian dipupuk. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik Petroganik. Kolam diisi air dengan tinggi minimal 40 yang telah berumur 2 minggu langsung ditebar pada kolam pendederan yang telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang masih berukuran kecil. Pemindahan larva ke kolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi yang dapat mematikan benih ikan. Sebelum benih ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 40 cm atau lebih agar fluktuasi suhu kisarannya tidak terlalu lebar. Larva pada kantong terlebih dahulu di aklimatisasi sejenak setelah itu perlahan lahan dilepaskan ikatannya dan dibiarkan berenang sendiri keluar. Hal ini bertujuan agar benih koi tidak stres saat dimasukkan ke dalam wadah baru. Selain dari pakan alami yang sudah ada pada kolam, pemberian pakan juga dilakukan dengan memberikan pelet berukuran 1 mm pada pagi dan sore hari sebanyak 8 -10 % biomassa. Air diisi minimal 40 cm dan selanjutnya air diisi terus menerus hingga batas maksimal yaitu 1 m. Selama pendederan air diganti tiap 2 minggu sekali dengan mengurangi air hingga 60% dari volume total dan menambahkan air yang baru. Pengecekan parameter kualitas air dilakukan secara berkala terutama parameter pH harus dijaga agar tetap optimal untuk pertumbuhan koi. Sampling pertumbuhan tidak dilakukan namun langsung pada akhir dari 2 bulan pemeliharaan di kolam pendederan tersebut. Lama pemeliharaan di kolam pendederan ini adalah 2 bulan, yaitu hingga benih mencapai ukuran 9 โ12 cm. Setelah itu ikan diseleksi baik dari segi ukuran keseragaman, kelengkapan tubuh tidak cacat, dan warna atau Untuk Pendistribusian Benih Pengepakan dilakukan dengan cara mengurangi air kolam lalu ikan ditangkap secara tradisional menggunakan serok secara hati-hati agar tidak melukai ikan. Jaring juga dapat digunakan untuk menangkap ikan asal digunakan secara hati-hati. Setelah ditangkap ikan dimasukkan ke kolam atau bak penampungan untuk selanjutnya disiapkan plastik yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran ikam yang akan diangkut. Setelah dimasukkan kedalam plastik dengan perbandingan air 40% dan oksigen 60%, maka plastik diikat kuat agar tidak lepas. Oksigen yang digunakan merupakan oksigen murni yang berasal dari tabung 50 kg. Demikianlah pembahasan singkat tentang sekilas budidaya pembenihan ikan hias koi cyprinus carpio. Dimuat dari sumber utama gambar dari search google picture "budidaya ikan koi, pembenihan ikan koi, tehnik pemijahan ikan koi, ikan koi". Sekian, semoga dapat bermanfaat!!
Dalam melaksanakan kegiatan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan sustainable penerapan tata cara budidaya ikan yang bertanggung jawab harus dimulai dari kegiatan pembenihannya. Selain jumlah yang mencukupi, mutu benih juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya perikanan. Guna menghasilkan benih yang bermutu dan layak, maka dalam kegiatan usaha pembenihan ikan harus menerapkan teknik pembenihan yang sesuai dengan standar dan prosedur pembenihan ikan yang baik. Sebagai salah satu faktor penciri Kabupaten Bogor untuk tahun 2015 ialah sebagai Penghasil benih ikan hias dan ikan konsumsi terbesar di Indonesia, maka salah satu upaya untuk mendorong keberhasilan program tersebut ialah dengan sosialisasi serta penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik CPIB di setiap Unit Pembenihan Rakyat UPR yang terdapat di Kabupaten Bogor. Hal pertama yang terbersit dalam pikiran kita ialah Apa CPIB itu sendiri? Hal apa yang melatar belakanginya? Manfaat apa yang dapat diperoleh oleh UPR dalam penerapan CPIB ini? Secara garis besar, CPIB atau Cara PembenihanIkan yang Baik merupakan standar sistem mutu perbenihan paling sederhana/dasar yang harus diterapkan oleh pembenih ikan dalam memproduksi benih ikan yang bermutu, dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan SNI atau persyaratan teknis lainnya, serta memperhatikankeamanan lingkungan biosecurity, mampu telusur traceability dan keamanan pangan food safety. Faktor-faktor yang melatarbelakangi pentingnya penerapan CPIB ini Mengapa harus CPIB diantaranya adalah Perdagangan global yang sangat kompetitif, sehingga produk benih yang dihasilkan harus sesuai dengan tuntutan pasar global terhadap produk perikanan yang ramah lingkungan, tidak mengandung residu antibiotik dan bahan kimia serta mampu telusur Persyaratan mutu yang ketat dan keamanan pangan Tuntutan konsumen terhadap mutu Penganekaragaman jenis dan bentuk serta penyajian produk Tuntutan melaksanakan tatacara budidaya yg bertanggung jawab dan berkelanjutan Responsible and sustainable aquaculture Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik CBIB Sedangkan, manfaat yang diperoleh dari penerapan CPIB ialah Meningkatkanefisiensi produksi dan produktivitas Mampu telusur Memperkecil resiko kegagalan Meningkatkan kepercayaan pelanggan Meningkatkandaya saing dengan peningkatan mutu benih serta menjamin kesempatan ekspor. Aspek apa saja yang termasuk dalam persyaratan CPIB? Terdapat 4 aspek yang harus dipenuhi untuk setiap unit pembenihan dalam penerapan CPIB Sesuai dengan Pedoman CPIB oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Persyaratan Teknis Kelayakan lokasi dan sumber air, diantaranya ialah Bebas banjir dan bahan cemaran Mempunyai sumber air yang layak, bersih sepanjang tahun dan bebas cemaran pathogen, bahan organik dan kimiawi Mudah dalam memperoleh tenaga kerja yang kompeten, berdedikasi tinggi sesuai dengan kebutuhan Mudah dijangkau, prasarana cukup Kelayakan fasilitas Bangunan, diantaranya Tempat penyimpanan pakan Tempat penyimpanan bahan kimia dan obat-obatan Tempat penyimpanan peralatan Kantor/ruang administrasi Sarana filtrasi, pengendapan dan bak tandon Bak karantina Bak pengolah limbah Bak/kolam pemeliharaan induk Wadah pemijahan Wadah penetasan Bak/kolam pemeliharaan benih Bak kultur pakan hidup Wadah penampungan benih Sarana pengolah limbah Mesin & Peralatan Kerja Tempat penyimpanan peralatan Kantor/ruang administrasi Peralatan Produksi Bahan dan peralatan panen Peralatan mesin Peralatan laboratorium Sarana Biosecurity Pagar dan penyekat Sarana sterilisasi Pakaian dan perlengkapan personil unit produksi Proses produksi Manajemen air sumber dan air pemeliharaan Air media pemeliharaan harus memenuhi standar baku mutu air Dilakukan proses penjernihan air melalui pengendapan dan filtrasi Dilakukan perlakuan treatment air secara fisik, kimiawi atau biologi Dilakukan monitoring periodik Manajemen induk Pemilihan induk umur, ukuran, Sertifikat Kesehatan/bebas virus, asal induk jelas hasil pemuliaan/ domestikasi Karantina induk proses, fasilitas, tes ulang bebas virus, bahan pencegahan penyakit Pemeliharaan wadah pemeliharaan, pengelolaan air, pemberian pakan, pengamatan kesehatan, pengamatan gonad, penanganan proses pemijahan dan penetasan telur Manajemen benih Unit pembenihan yang hanya melakukan pemeliharaan sepenggal telur/larva/nauplius menjadi benih/postlarva maka telur/larva/nauplius harus diperoleh dari unit pembenihan yang telah lulus sertifikasi CPIB/sistem mutu perbenihan lain Aklimatisasi benih/karantina Pengelolaan air Pemberian pakan jenis , dosis dan frekuensi Perawatan kesehatan benih Pengamatan perkembangan /kesehatan Panen, pengemasan dan distribusi benih Panen umur benih , cara panen, peralatan panen, pengecekan mutu benih Perawatan kesehatan benih Pengamatan perkembangan /kesehatan Pengemasan peralatan dan bahan kemasan Distribusi benih darat, air dan udara Penerapan biosecurity Merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja sebagai usaha untuk mencegah masuknya organisme pathogen dalam lingkungan budidaya yang dapat menginfeksi organisme yang dibudidayakan. Merupakan usaha untuk mencegah dan mengurangi penyebaran penyakit dalam suatu area Kegiatan penting dalam penerapan biosecurity Pengaturan tata letak Pengaturan berdasarkan alur produksi Pemagaran dan penyekatan Penyimpanan bahan Pengaturan akses masuk ke lokasi Sterilisasi wadah, peralatan dan ruangan Sanitasi lingkungan Pengolahan limbah Pengendalian hama penyakit Pengaturanpersonil/karyawan Persyaratan Manajemen Organisasi Unit Pembenihan Struktur organisasi diperlukan sebagai pedoman untuk melakukan pembagian tugas, kewajiban dan wewenang dalam menjalankan kegiatan, untuk itu unit pembenihan harus menetapkan personil dengan kompetensi dan/atau kualifikasi atas dasar pendidikan, pelatihan, ketrampilan/pengaturan teknik dan pengalaman yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi pada unit pembenihan tersebut. Dokumentasi & Rekaman Merupakan proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi yang berhubungan dengan CPIB Manfaat dokumentasi, diantaranya ialah Mudah mengakses informasi proses produksi Dapat diperoleh bukti obyektif tentang kesesuaian proses produksi dengan CPIB Mampu telusur Jenis dokumentasi CPIB yang dipersyaratkan Permohonan sertifikasi Standar Operasional Prosedur SPO Formulir dan Rekaman Dokumen lainnya Persyaratan Keamanan Pangan Unit Pembenihan tidak diperbolehkan menggunakan obat-obatan/bahan kimia/bahan biologi yang terlarang, dan menyebabkan residu, termasuk antibiotik. Persyaratan lingkungan Limbah buangan air payau/laut, air tawar dan limbah lainnya, sebelum di dibuang ke lingkungan sekitar pembenihan harus ditampung/diendapkan terlebih dahulu dalam bak pengendapan untuk kemudian disalurkan ke bak pengolah limbah dan sterilisasi dengan kaporit 20 ppm selama 60 menit atau secara biologi Bagaimana proses pengajuan sertifikasi CPIB? Secara umum, langkah-langkah penting dalam penerapan CPIB meliputi Komitmen Pimpinan Puncak Penunjukkan MPM Pembentukan TIM CPIB Struktur Organisasi Pelajari Persyaratan CPIB Pelatihan Karyawan Penyusunan Dokumen Sosialisasi Penerapan CPIB Penerapan CPIB dan dokumentasi Apabila penerapan CPIB dalam unit pembenihan telah sesuai dengan persyaratan CPIB, maka unit pembenihan dapat mengajukan permohonan sertifikasi ke Direktorat Perbenihan, DJPB sesuai pedoman sertifikasi CPIB. Unit usaha yang telah menerapkan CPIB akan mendapatkan sertifikat Sertifikat diberikan oleh Dirjen PB Bagi unit yang lulus sertifikasi, akan disurveillance setiap 6 bulan sekali atau minimal satu kali dalam setahun. Apa saja manfaat Sertifikat CPIB? Manfaat Sertifikat CPIB diantaranya adalah Peluang untuk menembus pasar eksporsemakin terbuka lebar Usaha pembenihan ikan akan semakin bagus Kondisi lingkungan kolam usaha budidaya ikan akan semakin terjaga Tingkat kepercayaan konsumen akan semakin tinggi Harga jual ikan semakin tinggi Siapakah itu MPM? MPM atau Manajer Pengendali Mutu dalam CPIB adalah personil bersertifikat yang ditunjuk oleh pimpinan unit pembenihan untuk mengemban tugas, wewenang dan tanggung jawab mulai dari tahap perencanaan, penerapan dan konsistensi penerapan CPIB. Dalam melaksanakan tugasnya, MPM tidak boleh merangkap sebagai manajer produksi. Tugas dari seorang MPM adalah sebagai berikut Bertanggung jawab pada perencanaan dan harus memastikan bahwa unit pembenihan memenuhi persyaratan CPIB Bertanggung jawab memberikan pemahaman dan memastikan semua personil unit pembenihan dapat melaksanakan CPIB Bertanggung jawab dalam melaksanakan CPIB secara konsisten Sejauh ini Kabupaten Bogor memiliki 7 orang Penyuluh Perikanan PNS dan Swadaya yang telah melalui uji sertifikasi dan dinyatakan lulus serta memiliki sertifikat MPM yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Ir. Herlina, MM Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten Bogor; Suhendar, Nia Karuniawati S., Ricky Arsenapati, Bambang Purwanto PPS Sukendar PPS Ook Suherman PPS Penulis Ricky Arsenapati, , Penyuluh Perikanan di BKP5K Kabupaten Bogor
jelaskan cara pembenihan ikan hias