Pemaparanmateri berisi penjelasan mengenai ecoprint, yaitu sebuah teknik mencetak suatu motif pada media cetak (umumnya kain) dengan pewarnaan alami dari bagian-bagian tanaman seperti daun, bunga, dan batang yang mengandung pigmen warna. Dijelaskan pula cara-cara memilih kain dan tanaman untuk ecoprint.
Bahanalam yang sering digunakan untuk menghasilkan ecoprint seperti daun jati (Saraswati & Sulandjari, 2018), daun ubi (Wirawan & Alvin, 2019) dan jenis tumbuhan lainnya yang mempunyai warna kuat
Denganmemanfaatkan bahan-bahan alami dari lingkungan sekitar pembuatan ecoprint terbilang minim modal tetapi menghasilkan produk dengan nilai jual tinggi. Dalam pembuatan ecoprint pemilihan bahan kain yang akan digunakan juga perlu diperhatikan. Pin On Watercolor Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain No1. Pewarna alami untuk ecoprint.
Beberapajenis sutra yang digunakan untuk ecoprint antara lain sutra super 56, 54, sutera kringkel, organdi. 7. Kain Katun Memfermentasi daun dan bunga untuk mengekstrak pigmen warna yang ada di dalam tanaman. Sementara untuk bahan pewarna yang digunakan bisa diambil dari daun jati, eucalyptus, stroberi, jambu, pare, pohon nangka, tanaman
DharmaWanita Universitas Negeri Semarang (UNNES) dilatih membuat Ecoprint dari bahan alami (daun dan bunga). Herlina SPd sebagai narasumber menyampaikan, Pada prinsipnya ecoprint ini teknik memindahkan corak dan warna alami dari daun maupun bunga ke kain, sesuai dengan motif dan warna yang kita inginkan, Rabu (8/10) di LP2M kampus UNNES Sekaran Gunungpati.
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Ecoprint adalah teknik mencetakn dan pewarnaan dengan menggunaakan bahan alami. Saat ini, banyak teknik ecoprint mulai dilirik dan berkembang. Pasalnya, ecoprint adalah teknik pewarnaan dengan menggunaan bahan alami. Penggunaan bahan alami ini berkaitan dengan lingkungan. Hal tersebut yang menjadikan teknik ecoprint adalah hal yang penting. Karena kondisi alam dan lingkungan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, kesadaran melestarikan lingkungan semakin meningkat. Kesadaran tersebut yang mendorong banyak perusahaan untuk menerapkan ecoprint dalam segi bisnisnya. Lantas apa sebenarnya pengertian dari ecoprint itu sendiri? Baca Juga Cara Membuat Paper Bag untuk Kemasan Ramah Lingkungan! Apa Itu Ecoprint? Foto Menurut Sharlene Bohr, ecoprint adalah sebuah teknik mencetak yang berkaitan dengan bahan-bahan alami. Misalnya, tumbuhan, dedaunan, dan bunga-bunga. Di telinga masyarakat Indonesia, istilah ecoprint adalah istilah yang asing. Namun di dunia fashion, istilah ecoprint adalah yang sangat akrab. Berasal dari kata eco dan print. Secara harafian, ecoprint adalah teknik mencetak, mewarnai dan membuat produk dengan menggunakan bahan-bahan alami. Dalam dunia fashion, ecoprint adalah teknik yang membutuhkan banyak media berupa tumbuhan, seperti daun, bunga dan ranting hingga akar. Motif-motif yang dibuat pasti berkaitan dengan lekuk dan bentuk dari tumbuhan yang digunakan. Keunggulan Teknik Ecoprint Foto Ecoprint merupakan teknik yang terbatas. Artinya, hanya dapat digunakan pada media seperti kain. Itu pun kain yang berasal dari serat alami. Namun, banyak keunggulan dari penggunaan teknik ecoprint. Keunggulan dari ecoprint bisa dimanfaatkan dalam dunia bisnis untuk menghilangkan stigma negatif kepada pelaku bisnis yang seringkali mengabaikan kelestarian lingkungan. Memang tidak semua pebisnis yang mengabaikan lingkungan, namun proses bisnis terutama dalam hal ini yang berkaitan dengan pembuatan produk dari hulu ke hilirnya, sering kali menimbulkan masalah-masalah lingkungan. Agar hal tersebut dapat diatasi, salah satu solusi terbaiknya adalah dengan memanfaatkan teknik ecoprint untuk kepentingan bisnis itu sendiri. Lantas apa saja keunggulannya? 1. Ramah Lingkungan Keunggulan pertama dari ecoprint adalah ramah lingkungan. Tentu saja ini merupakan kelebihannya, secara istilah saja, ecoprint sangat berkaitan dengan lingkungan itu sendiri. Dari pengertian tersebut, kamu bisa menyimpulkan bahwa ecoprint bisa menciptakan produk yang ramah lingkungan. Ini supaya lingkungan bisa terjaga dengan baik dan tidak menyebabkan tercemar yang menganggu kesehatan masyarakat. Penggunaan teknik ecoprint bisa jadi pertimbangan bagi perusahaan pabrik tekstil, yang bukan hanya menghasilkan sebuah produk. Namun, juga menghasilkan sebuah limbah yang membahayakan. 2. Memiliki Motif Unik dan Menarik Dari keunggulan pertama yang telah dijelaskan di atas, kita bisa tahu bahwa teknik ecoprint adalah solusi bagi perusahaan tekstil dan bagi bisnis fashion. Bagi perusahaan tekstil, penggunakan teknik ini akan mengurangi produksi lingkungan. Sementara itu, bagi bisnis fashion, menggunaan ecoprint dapat memberikan motif unik dan menarik. Karena hal ini juga berkaitan dengan penggunaan daun, ranting dan bunga-bunga. Ini bisa menjadi pilihan, terutama bagi kamu yang menjalankan bisnis fashion, untuk membuat motif unik dan menarik. Dengan begitu, kamu bisa menghasilkan produk yang menarik dan berbeda dengan kompetitor lainnya. Proses pewarnaan hingga pembuatan motif dengan menggunakan dedaunan serta bunga, membuat kain ecoprint memiliki motif yang variatif. Dalam setiap kain ecoprint, memiliki motif dan warna yang berbeda. Sekali pun kain tersebut memakai tanaman yang sama. 3. Motif yang Beragam Selain motif yang unik dan menarik, kamu juga bisa membuat motif yang beragam dengan menggunakan teknik ecoprint ini. Pasalnya, motif ecoprint menggunakan bahan dasar tetumbuhan yang sangat berlimpah. Kamu juga bisa menggunakan tumbuhan-tumbuhan tersebut dan berkreasi menghasilkan motif baru yang sangat beragam. Selanjutnya, kamu bisa membuat motif khusus yang menjadi andalan produkmu. Ini sangat dapat dimanfaatkan sebagai keunggulan untuk bisnis fashion. Untuk bisnis secara umum, terutama yang menghasilkan produk, bisa dimanfaatkan dalam pembuatan packaging yang unik dan berbeda. 4. Nilai Seni yang Tinggi Selain kesadaran akan lingkungan, masyarakan saat ini juga memiliki kesadaran yang tinggi akan nilai seni. Oleh karena itu, ecoprint ini dapat digunakan untuk meningkatkan nilai seni sebuah produk. Keuntungannya tidak hanya untuk lingkungan, namun untuk nilai seni dari sebuah produk itu sendiri. Selain itu, setiap barang yang dibuat dengan ketelitian dan suatu teknik tertentu, bisa memberikan hasil dengan nilai seni yang tinggi. Jangan heran jika produk dengan penggunakan teknik ecoprint akan menghasilkan nilai seni yang tinggi, terutama dalam segi visual. Ini tentu saja sebuah peluang serta kelebihan. 5. Nilai Jual yang Tinggi Nilai seni yang tinggi seiring sejalan dengan nilai jual yang tinggi. Coba kamu pikirkan, memang apa yang menyebabkan sebuah lukisan memiliki harga yang mahal? Bahkan lukisan dari seniman terkenal dilelang dengan harga yang tidak pernah dapat kita bayangkan. Semua itu disebabkan oleh nilai seni yang terdapat didalamnya, nilai seni tersebut yang menyebabkan nilai jual menjadi meningkat. Ditambah lagi, proses pembuatannya yang langsung menggunakan tangan hand made, hal ini bisa memberikan keunggulan pada nilai jual itu sendiri. 6. Cocok untuk Berbagai Bisnis Dari penjelasan sebelum-sebelumnya, telah disinggung bahwa ecoprint sangat tepat untuk bisnis teksil dan fashion. Namun faktanya, teknik ecoprint dapat digunakan untuk berbagai bisnis. Dalam hal ini terutama bisnis yang menghasilkan sebuah produk. Teknik ecoprint akan sangat bermanfaat jika digunakan untuk packaging. Ini juga bisa sebagai alternatif pilihan packaging agar tidak menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dan merusak alam. Kaitan Ecoprint dengan Bisnis Ramah Lingkungan Foto Lantas apa sebenarnya kaitan ecoprint dengan bisnis? Sebagaimana yang telah dijelaskan di awal, teknik ecoprint adalah hal yang sangat berkaitan untuk bisnis. Terutama bisnis yang memang fokus dalam kelestarian lingkungan. Dalam penerapannya, teknik ecoprint dapat digunakan untuk packaging dan membuat produk yang ramah lingkungan. Dalam praktiknya, bisnis yang dapat memanfaatkan teknik ecoprint adalah bisnis fashion itu sendiri. Banyak bahan dan motif yang bisa digunakan dengan menggunakan teknik ecoprint itu sendiri. Ini juga dapat semakin mendukung lingkungan yang lebih sehat. Selain fashion, bisnis apa pun sebenarnya bisa menerapkan ecoprint. Ini karena teknik ecoprint adalah penggunaan bahan alami. Kamu bisa menggunakan packaging dengan teknik tersebut. Ini tentu dapat membuat packaging produkmu lebih unik dan menarik. Packging produk biasanya yang menyebabkan sampah menumpuk. Karena penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan. Ecoprint bisa digunakan sebagai solusi agar bisnis bisa menunjan lingkungan yang ramah. Hal ini sejalan dengan sistem pemasaran green marketing. Ecoprint dan green marketing merupakan solusi cerdas untuk membuat dunia bisnis tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan. Baca Juga Lingkungan Bisnis Definisi, Komponen, dan Manfaatnya Ecoprint adalah teknik yang baru dan menyegarkan bagi dunia bisnis. Sebagaimana yang bisa kamu baca dalam penjelasan di atas, teknik tersebut bisa berkaitan dengan bisnis bahkan bisa turut meningkatkan kesadaran lingkungan serta turut menjaga kelestarian lingkungan itu sendiri.
Mungkin kamu telah akrab dengan yang namanya kain, karena menjadi salah satu kebutuhan pokok umat manusia yang berguna sebagai sandang, tapi tahukah kamu tentang kain yang bernama ecoprint? terdengar asing memang, namun sebenarnya kain ecoprint ini bukanlah merupakan jenis kain baru, karena kain ini sudah ada sejak zaman dahulu dan dihasilkan dengan proses handmade. Proses pembuatan kain ecoprint tidak jauh berbeda dengan kain batik atau shibori yang sudah kita kenal karena sama-sama menggunakan proses yang dilakukan dengan cara handmade namun yang membedakan kain ini dengan batik dan shibori adalah cara pembuatannya yang sangat unik yaitu dengan cara menempelkan tumbuhan alami ke permukaan kain sebagai cetakan sekaligus pewarna alami. Saking mudahnya membuat kain ecoprint bahkan kamu dapat membuat kain ini sendiri dirumah dengan bahan-bahan yang biasa kamu temui di dapur serta tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah dan tanaman yang bisa digunakan untuk membuat ecoprint meliputi daun, bunga bahkan kulit kayu. Siapkan Alat dan Bahannya Kain berwarna cerah dengan serat alami seperti katun, sutera dan bunga hingga kulit kayu yang ingin digunakanAir cukaPalu Campuran air tawasPipa paralon atau kayu berbentuk silinderTaliPanci untuk mengukus Untuk melakukan ecoprint dapat dilakukan dengan dua cara yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding, dan di artikel kali ini yang akan dijelaskan adalah menggunakan teknik pounding. Bentangkan kain dan letakan daun, bunga atau kulit kayu di atas kain sesuai dengan posisi yang kamu inginkan. Pukul bahan-bahan tersebut dengan palu hingga warna alami menempel pada kain. Angkat secara perlahan bahan-bahan yang telah dipukul Jemur kain yang telah bermotif hingga kering. Rendam kain dalam campuran air tawas selama dua jam Jemur kembali kain yang telah direbus hingga kering. Kain ecoprint sudah jadi dan dapat dijadikan pakaian yang kamu inginkan. Brand yang sukses mengusung teknik ecoprint Dengan meningkatnya popularitas kain ecoprint di masyarakat tentu saja menciptakan peluang bagi para pelaku UMKM yang ingin memulai usaha sebagai pengrajin kain ecoprint dan berikut adalah brand-brand yang sukses menggunakan teknik ecoprint yang bisa dijadikan inspirasi. Semilir Semilir adalah brand fashion asal bantul, yogyakarta yang didirikan pada tahun 2018 oleh seorang wanita muda bernama alfira oktaviani menurutnya nama semilir diambil dari kata silir yang artinya angin yang menyejukan, sebagai owner alfira berharap agar brand miliknya dapat menyejukan bagi lingkungan maupun masyarakat. Dengan menggunakan teknik ecoprint semilir berhasil mengolah beragam kerajinan mulai dari pakaian, kain semilir, tas, dompet, outer, scarf, sajadah dan yang terbaru adalah masker yang menyesuaikan permintaan pasar saat pandemi. Tidak berhenti disitu semilir juga pada tahun 2020 kemarin berhasil terpilih menjadi finalis dari ajang kreatif lokal award karena beragam produk serta keunikan yang diusungnya. Novita yunus. Mungkin kamu tidak asing dengan brand yang bernama batik chic yang dibuat oleh Novita Yunus pada tahun 2009 silam dan mungkin kamu mengetahui bahwa brand batik chic hanya memproduksi kain batik namun ternyata batik chic tidak hanya memproduksi kain batik melainkan juga kain ecoprint yang diolah dalam beragam bentuk pakaian jadi. Bahkan pada tahun 2017, Novita Yunus selaku pemilik brand pernah mewakili Indonesia dengan membawa kain ecoprint buatannya pada ajang fashion internasional yang bertajuk Amazon india fashion week autumn/winter yang digelar di india. Itulah tadi bahan dan cara pembuatan sederhana kain ecoprint serta contoh brand yang sukses mengusung teknik tersebut menjadi ladang bisnis sebagai inspirasi. Bagaimana apakah kamu tertarik mencoba untuk membuat kain ecoprint sendiri? Visited 16,989 times, 1 visits today
– Jika biasanya warna dan pola pada pakaian atau tas dibuat dari berbagai bahan kimia yang mungkin berbahaya, ecoprint menawarkan cara alami yang unik dan berbeda. Seperti apa? Yuk, simak ulasannya! Memanfaatkan Bahan Alami Teknik ecoprint memanfaat bahan-bahan alami dari tumbuhan sekitar sebagai sumber pola dan warna. Bahan-bahan ini bisa berasal dari bunga, daun, batang, dan bagian tumbuhan yang lain. Tiap bagian apalagi dari spesies yang beragam akan menghasilkan warna yang beragam pula. Warna akan semakin jelas dan mudah keluar pada daun atau bunga yang masih segar baru dipetik. BACA JUGA Tanaman Penghasil Warna-warni Tekstil Penggunaan bahan alami ini membuat ecoprint bersifat ramah lingkungan, artinya tidak memunculkan pencemaran baik di air maupun udara. Bahan Berserat Alami Hal yang perlu diperhatikan adalah bahan atau kain yang bisa digunakan untuk teknik ini adalah bahan yang berasal dari serat alami, seperti kanvas dan katun. Bahan inilah yang dapat menyerap warna dengan baik. Jika menggunakan kain sintetis, bisa jadi warna tidak muncul atau luntur saat dibilas. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Batu - Kain yang diwarna dengan teknik ecoprint memiliki motif unik dan berharga tinggi. Daun, bunga dan kayu dijadikan bahan untuk ecoprint. Haragnya bisa menyamai harga batik tulis. Ecoprint jelas Sugeng Pribadi adalah Teknik memberi warna dan corak motif pada kain, kulit atau bahan lainnya dengan menggunakan bahan alami. Bahan alami yang digunakan berasal dari tanaman meliputi beragam jenis daun, bunga, kayu, atau bahan tanaman lainnya yang memiliki corak dan warna yang Pribadi, pemilik Redsoga Kedaikadu Art Shop yang beralamat di Jl. Patimura Gang 5 No 30 Kota Batu Jawa Timur mengembangkan ecoprint sejak 2016 dengan ekstrak daun ke media kain, kulit domba atau kulit sapi. Menurut Sugeng, daun yang bisa digunakan adalah yang mempunyai tekstur dan klolofil tinggi serta bahan-bahan yang mempunyai tanin yang kuat, untuk budidaya tanaman bahan pembuatan ecoprint, Sugeng menanamnya di sekitar halaman rumahnya yang sekaligus juga sebagai galeri. “Sifat daun itu sendiri ada tiga macam, menyerap warna, mentransfer warna dan menutup warna, contohnya daun jarak, daun lanang, cinadol, katul,” katanya. Menurutnya ada 2 dua teknik pembuatan ecoprint, yaitu teknik pukul atau pounding dan teknik kukus atau steam. Sugeng menjelaskan teknik pukul atau pounding dilakukan dengan cara meletakkan daun-daun di atas kain atau bahan lain kemudian ditutup dengan lapisan kain atau blangket. selanjutnya dipukul pelan-pelan secara langsung menyesuaikan bentuk daun atau alur daun secara perlahan menggunakan alat dari bahan kayu atau besi sebagai alat pemukulnya. Apabila menggunakan besi harus pelan tidak terlalu keras atau cepat untuk menghindari kain agar tidak berlubang. “Setelah semua selesai kemudian kain penutup daunnya di buka dan daun-daun bekas tadi bisa untuk pupuk atau media tanam itulah bentuk ekologi,” selesai kemudian diangin-anginkan selama 3 hari, proses selanjutnya adalah penguncian warna supaya tidak pudar atau luntur dengan dicelupkan ke dalam air kapur, bisa juga air tawas atau air tunjung selama 5 menit kemudian diangin-anginkan lagi selama 3 hari baru dicuci dengan detergen, dapat juga dengan air yang mengandung garam karena dapat memunculkan nutrisi yang JUGABuatlah Petani TersenyumSulsel Miliki Science Techno Park, Ada Teknologi PertanianMentan SYL Bagikan 10 Ribu Bibit Pisang Kultur JaringanMentan SYL Bantu Kurban Bencana NTT dan Ambil Langkah Pengamanan Produksi PanganPanen Padi Inpari IR Nutri Zinc di Kulon Progo Dihadiri Komisi IV DPR RIPengunci warna juga bisa merubah warna, seandainya kita ingin warna yang cerah menggunakan air tawas, untuk yang lembut menggunakan air kapur, sedangkan warna gelap dengan air tunjung. Jenis kain yang bisa dipakai berbahan katun, sutra, wool, sedangkan kain yang mengandung polyester tidak bisa digunakan karena tidak mempunyai daya yang kedua adalah kukus atau steam, sebelum kain digunakan harus di mordanting dahulu, atau dinetralisir menggunakan air tawas. Lebih lanjut Sugeng menjelaskan, “1 sendok makan air tawas dicampur dengan 1 liter air biasa kemudian diaduk, selanjutnya bahan bakunya baik itu kain, kulit, direndam selama 1 satumalam,” katanya. Fungsinya untuk menetralisir kain yang dari pabrik karena mengandung unsur kimia, lilinnya, dan juga juga untuk membuka pori-pori kain supaya klorofil mudah masuk ke pori-pori kain, setelah itu diangin-anginkan selama 1satu hari baru bisa lanjut Sugeng menjelaskan sebelum kain di proses kukus atau steam harus dicelukan dulu ke air tawas, air kapur, bisa air tunjung. Dalam kondisi agak basah kemudian tempeli daun-daun dengan motif yang dikehendaki, pastikan komposisinya, motifnya, sesuaikan dengan kebutuhanya, baru diatasnya tutup dengan kain atau blangket, bisa yang berwarna ataupun polos, setelah itu dilipat atau digulung dengan batang kayu lantas diikat dengan menggunakan tali benang atau tali rafia sesuai dengan besar kecilnya tempat mengukus yang dimiliki kurang lebih selama 2 setelah didinginkan adalah diambil daun-daunnya yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk atau media tanam sehingga ramah lingkungan, kemudian diangin-anginkan tidak boleh terkena sinar matahari langsung selama 3 hari, langkah terakhir dilakukan pengunci warna untuk menghindari luntur atau pudar warna 5 TahunDengan menggunakan merk produk Redsoga Ekoprint produk ini bisa bertahan sampai 5 tahun yang diaplikasikan dalam bentuk bahan kain, tas, dompet, sepatu kulit, jilbab, pashmina dan bentuk cendera mata lainnya. “apabila menggunakan daun jati untuk mentransfer warna merah menggunakan air kapur, warna ungu menggunakan air tunjung, dan bila menginginkan warna ping menggunakan air tawas, “ imbuhnya. Menurut Sugeng motif unik mengunakan jenis daun lanang dan daun jarak merah, hal ini karena bentuknya artistik apalagi ada bekas dimakan ulat, sedangkan daun lanang warnanya menarik dan pekat, kadang bisa kuning , kadang juga SMA Negeri Batu yang juga seorang pemahat atau pematung yang belajar ecoprint secara otodidak menjelaskan alasannya bergeser keecoprint adalah bentuk kontribusi saja. “Seni murni difaktor ekonominya untuk keseharian tidak dapat memenuhi, karena lama, lakunya lama, harganya tidak terjangkau dan orang-orang tertentu saja memahami seni murni, tapi kalau dihandycraf orang paham dan terjangkau harganya serta kebutuhan pariwisata sebagai salah satu daya tariknya,” ecoprintnya sudah merambah ke beberapa negara diantaranya, Hongkong, Prancis, Australia serta Jepang, sedangkan pasar dalam negeri sepertinya belum banyak yang tertarik hal ini barangkali kurang mensosialisasikan bahwa ecoprint produk ramah lingkungan sedangkan bahan dari sekitar kita untuk itu penting selalu mengedukasi atau pelatihan karena masih jarang mengetahui, dimana, pangsa pasarnya, sebesar apa peminatnya, harganya serta prosesnya. “ untuk bahan kain 450 ribu dan apabila sudah menjadi baju harga bisa 600 ribu sedangkan bahan kain sutra bisa 5 juta,”imbuhnya. Hal ini dirasakan wajar karena produk ecoprint secara teknik memang perlu orang yang benar-benar mempunyai ketrampilan mengingat produk ecoprint mempunyai karakteristik tidak bisa memproduksi motif atau desain yang sama meskipun prosesnya sama, hal ini dikarenakan karakter daun tentunya berbeda-beda, secara teknis sederhana tetapi proses menunggnya yang memakan waktu penghargaan telah Sugeng dapatkan diantaranya Peraih penghargaan terbaik ke 2 dalam rangka peringatan hari peduli sampah nasional Kota Batu Tahun 2021 kategori pengolahan sampah kriteria individu, Sebagai pengisi workshop peringatan hari peduli sampah nasional dari Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur tahun 2020, berpartisipasi dalam Sowan The Spirit Of East Java sasto Painting Exhibition, Hungary Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK LANGGANAN TABLOID SINAR TANI. Atau versi elektronik e-paper Tabloid Sinar Tani dengan klik
– Tau gak sih bahwa ada teknik selain membatik yang bisa membuat pola dan warna kain secara alami? Teknik itu adalah ecoprint, sebuah teknik pewarna alam yang memanfaatkan bahan alami yang ada disekitar kita seperti daun, bunga, batang, dan bagian tumbuhan yang ecoprint ini tergolong sebuah teknik pewarnaan kain yang unik karena tidak bisa diulang dan menggunakan bahan baku alami yang tentunya lebih ramah lingkungan. Keunikan ecoprint ini terletak pada hasil akhir yang tidak akan sama satu dengan lainnya mesti sudah menggunakan jenis daun yang sama jadi bisa dikatakan lebih eksklusif. Jenis daun yang populer digunakan ecoprint antara kain Jati, Jarak, Ketapang, dan bunga. Secara sederhana proses pembuatan ecoprint ini dengan teknik menyerap pigmen dari tumbuh-tumbuhan untuk membuat sebuah pola dan warna yang unik sehingga kain akan terlihat berbeda dan eksotis. Karena untuk warna dan motif diambil dari tumbuh-tumbuhan maka bahan kain yang digunakan untuk teknik ecoprint ini menggunakan bahan kain yang mudah menyerap warna seperti bahan katun, linen, sutera dan rayon. Setiap jenis kain yang digunakan juga akan mempengaruhi hasil dari proses ecoprint, seperti bahan sutera warna akan lebih tajam dibanding jenis bahan satu teknik yang paling mudah adalah dengan cara memukul-mukul daun yang sudah disusun sedemikian rupa sampai mengeluarkan pikmen warna alami getah dari daun tersebut. Langkah selanjutnya dilakukan perebusan kain agar warna lebih mengikat kekain dan bisa juga untuk pewarnaan kain. Langkah selanjutnya dilakukan proses Fiksasi dengan menggunakan tawas, tunjung, kapur, cuka bahkan terlihat proses yang ribet dan panjang, kain ecoprint ini bisa mensajikan sebuah warna dan pola kain yang eksklusif dan unik. Teknik ecoprint ini kini tengah berkembang pesat di Indonesia, teknik ini juga sudah lama populer di luar negeri seperti Eropa dan ecoprint kini banyak digunakan untuk pembuatan scaft yang biasa menggunakan kain katun sari, kain paris dan sutera, totebag ecoprint dari bahan blacu, dan berbagai fashion tertarik bereksperimen dengan teknik ecoprint? Hubungi menyediakan berbagai bahan kain untuk kebutuhan ecoprint, mulai dari bahan sutera, kain katun sari, kain paris dan berbagai jenis kain katun yang cocok diaplikasikan untuk ecoprint.
jenis bunga untuk ecoprint